Jumat, 16 Desember 2011

Anestetik Lokal dan Anestetik Umum


MAKALAH
ANESTETIK LOKAL DAN ANESTETIK UMUM

                  Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Farmasi
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Achmad Binadja


                                                            Oleh

Dyah Ayu Wulandari  (4301409012)
Khoeru Annisa            (4301409013)


                                                 JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
I.            PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit. Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan yang meliputi pemeberian anestesi ataupun analgesi, pengawasan keselamatan pasien dioperasi atau tindakan lainnya, bantuan hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien gawat, pemeberian terapi inhalasi, dan penanggulangannya nyeri menahun.
Anestesi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Anestesi Lokal dan Anestesi Umum. Pada anestesi lokal hilagnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran.

B.     PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan anestetik local?
2. Apa yang dimaksud dengan anestetik umum?
3. Apa saja obat-obat yang digunakan sebagai Anestetik?

C.    TUJUAN
1. untuk mengetahui anestetik local.
2. untuk mengetahui anestetik umum.
3. untuk mengetahui obat-obat yang digunakan sebagai Anestetik.

II.            ISI
A.    ANESTETIK LOKAL
A.    PENGERTIAN
1.      Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan tindakan. ( Saprol, 2010).
2.      Anestetik Lokal menyebabkan hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran. Anestetik lokal merupakan obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. (Dani kusumah, 2011).
3.      Anestetik lokal adalah obat yang menghasilkan blokade konduksi pada dinding saraf yang bersifat sementara. Setelah kerja obat habis maka obat akan keluar dari sel saraf tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur sel saraf tersebut.
4.      Anestetika lokal atau zat-zat penghalang rasa setempat adalah obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls-impuls syaraf ke SSP dan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin.

B.     KARAKTERISTIK OBAT ANESTETIK LOKAL
Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan alkaloid yang larut dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin aromatik
Tak jenuh bersifat lipofilik (paba para amino benzoic acid), bagian badan sebagai
Penghubung terdiri dari cincin hidrocarbon dan bagian ekor yang terdiri dari
Asam amino tersier bersifat hidrofilik.
Dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam bentuk larutan. Oleh karena itu diperdagangkan dalam bentuk garam yang mudah larut dalam air, biasanya garam hidroklori. Anestetik lokal sering dikombinasikan dengan vasokonstriktor dengan maksud memperpanjang dan memperkuat kerja anestetik lokal dan juga mengurangi kecepatan absorpsi anestetik lokal sehingga akan mengurangi toksisitas sistemiknya. Vasokonstriktor yang digunakan epinefrin (1 dalam 200.000 bagian) dan norepinefrin (1 dalam 100.000 bagian).
Dosis toksik obat anestesi lokal, dipengaruhi oleh:
1.      jenis (sifat toksik inheren dan efek vasodilatasi) obat AL
2.      Konsentrasi obat AL
3.      Injeksi intravaskuler
4.      Kecepatan injeksi
5.      Vaskularisasi jaringan
6.      Berat badan penderita
7.      Kecepatan metabolisme dan ekskresi obat
8.      Dosis toksik juga sangat dipengaruhi oleh apakah digunakan dengan campuran vasokontriktor atau tidak

C.     PENGGOLONGAN ANESTETIK LOKAL
Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat di dalam struktur kimia anestetik lokal, maka digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
1.      Senyawa ester ( terdapatnya ikatan ester ). Contohnya : Kokain, Prokain, tetrakain dan Benzokain

Gbr.  Struktur Kimia Prokain
2.      Senyawa amida ( terdapatnya ikatan   amida ). Contohnya : Lidokain, Dibukain, Mepivakain dan Prilokain.

Gbr.  Lidokain
Berdasarkan teknik pemberian anestetik lokal:
1.      Anestesi permukaan, yaitu mengoleskan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau faring.
2.      Anestesi Inhalasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan disekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara inflitrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat suntikan intradermal atau subkutan.
3.      Anestesi Blok, yaitu penyuntikan analgetika lokal langsung kesaraf utama atau pleksus saraf. Hal ini bervariasi dari blokade pada saraf tunggal, misalnya saraf oksipital dan pleksus brakialis, anestesi spinal, anestesi epidural, dan anestesi kaudal. Pada anestesi spinal, analgetik lokal disuntikan langsung kedalam ruang subaraknoid diantara konus medularis dan bagian akhir ruang subaraknoid. Anestesi epidural diperoleh dengan menyuntikkan zat anestesi lokal kedalam ruang epidural. Pada anestesi kaudal, zal analgetik lokal disuntikan melalui hiatus sakralis.
4.      Analgesi Regional, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal intravena. Ekstrimitas dieksanguinasi dan diisolasi bagian proksimalnya dari sirkulasi sistemik dengan turniket pneumatik.
D.    CARA KERJA
Isyarat dalam serabut saraf dihantarkan melalui impuls listrik yang terbentuk pada awalnya di setiap membran sel syaraf. Setiap membran sel syaraf ( demikian juga semua membran sel tubuh lainnya ) mempunyai potensial listrik sebesar -90 mV pada keadaan istirahat. Potensial listrik ini terbentuk karena adanya perbedaan konsentrasi ion natrium di dalam dan di luar membran sel, dimana konsentrasi di luar membran ( 142 mEq/L) lebih besar daripada di dalam membran sel ( 14 mEq/L), sementara konsentrasi anionnya sama ( 150 mEq/L). Keadaan ini menyebabkan suasana di dalam membran sel lebih negatif ketimbang di luar.
Gbr.  Mekanisme kerja Anestetik Lokal
Pada saat timbulnya rangsangan terhadap sel syaraf ( baik rangsangan kimia, fisik maupun listrik ) membran sel menjadi lebih permeabel terhadap ion natrium sehingga terjadi aliran ion natrium dari luar ke dalam sel melalui kanal natrium. Hal ini menimbulkan situasi dimana konsentrasi ion natrium di dalam membran sekarang menjadi lebih besar ketimbang di luar membran sel dan menyebabkan potensial listrik berubah dari -90mV menjadi +45mV. Perubahan ini disebut dengan peristiwa depolarisasi. Impuls listrik inilah yang nantinya menghantarkan isyarat sepanjang serabut syaraf.
Obat anestetik lokal berikatan dengan reseptor khusus di kanal natrium sehingga menimbulkan blokade yang mencegah aliran natrium. Hal ini lebih lanjut mencegah terjadinya perubahan potensial listrik yang artinya juga mencegah timbulnya impuls listrik sehingga hantaran isyarat tidak terjadi.

E.     SYARAT YANG HARUS DIPENUHI
Sifat ideal yang diinginkan dari sebuah obat anestesik lokal :
1.      Tidak mengiritasi
2.      Tidak merusak jaringan saraf secara permanen.
3.      Batas keamanan harus lebar
4.      Mula kerja harus sesingkat mungkin, masa kerja harus cukup lama
5.      Harus larut dalam air stabil dalam larutan
6.      Dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

F.      KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
KEUNTUNGAN :
1.      Kesadaran (+)
2.      Gangguan fisiologis rendah
3.      Angka morbiditas rendah
4.      Penderita bisa pulang sendiri
5.      Relatif mudah 
6.      Tidak perlu tenaga tambahan
7.      Biaya relatif kecil
8.      Tidak perlu puasa
KERUGIAN :
Tidak dapat digunakan pada:
1.      penderita dengan rasa takut tinggi
2.      Penderita yang tidak kooperatif (anak-anak, retardasi mental)
3.      Jaringan yang mengalami keradangan akut
4.      Penderita pecandu alkohol
5.      Prosedur pembedahan yang luas
Efek Samping
Seharusnya obat anestesi local diserap dari tempat pemberian obat. Jika kadar obat dalam darah menigkat terlalu tinggi, maka akan timbul efek pada berbagai sistem organ.
a)      Sistem Saraf Pusat
Efek terhadap SSP antara lain ngantuk, kepala terasa ringan, gangguan visual dan pendengaran, dan kecemasan. Pada kadar yang lebih tinggi, akan timbul pula nistagmus dan menggigil. Akhirnya kejang tonik klonik yang terus menerus diikuti oleh depresi SSP dan kematian yang terjadi untuk semua anestesi local termasuk kokain.
Reaksi toksik yang paling serius dari obat anestesi local adalah timbulnya kejang karena kadar obat dalam darah yang berlebihan. Keadaan ini dapat dicegah dengan hanya memberikan anestesi local dalam dosis kecil sesuai dengan kebutuhan untuk anestesi yang adekuat saja. Bila harus diberikan dalam dosis besar, maka perlu ditambahkan premedikasi dengan benzodiapedin; seperti diazepam, 0,1-0,2 mg/kg parenteral untuk mencegah bangkitan kejang.
b)       Sistem Saraf Perifer (Neurotoksisitas)
Bila diberikan dalam dosis yang berlebihan, semua anestesi local akan menjadi toksik terhadap jaringan saraf.
c)       Sistem Kardiovaskular
Efek kardiovaskular anestesi local akibat sebagian dari efek langsung terhadap jantung dan membrane otot polos serta dari efek secara tidak langsung melalui saraf otonom. Anestesi local menghambat saluran natrium jantung sehingga menekan aktivitas pacu jantung, eksitabilitas, dan konduksi jantung menjadi abnormal. Walaupun kolaps kardiovaskular dan kematian biasanya timbul setelah pemberian dosis yang sangat tinggi, kadang-kadang dapat pula terjadi dalam dosis kecil yang diberikan secara infiltrasi.
d)     Darah
Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional akan menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin, suatu zat pengoksidasi yang mampu mengubah hemoglobin menjadi methemeglobin. Bila kadarnya cukup besar maka warna darah menjadi coklat.
e)        Reaksi alergi
Reaksi ini sangat jarang terjadi dan hanya terjadi pada sebagian kecil populasi.

G.    CONTOH OBAT ANESTETIK LOKAL
a.       Kokain: benzoylmetilekgonin.
Derifat-tropan ini (1884) dengan struktur atropine terdapat secara alamiah di daun tumbuhan Erytroxylon coca (Peru, Bolivia) dengan kadar 0,8-1,5%. Berbeda dengan anestetika lain, anestetikum dari kelompok ester ini berkhasiat vasokontriksi dan bekerjanya lebih lama, mungkin karena merintangi re-uptake noradrenalin di ujung neuron adrenergic sehingga kadarnya di daerah reseptor meningkat. Selain itu , kokain juga memiliki efek simpatomimetik sentral dan perifer.
Daya kerja stimulasinya terhadap SSP (cortex) menimbulkan beberapa gejala, seperti gelisah, ketegangan , konvulsi, eufori, dan meningkatnya kapasitas dan tenaga sehingga tahan lama untuk bekerja lama karena hilangnya perasaan lelah.
Penggunaannya hanya untuk enestesia permukaan pada pembedahan di hidung, tenggorok, telinga atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata sudah di tinggalkan berhubung resiko akan cacat kornea dan sifat midriasisnya.
Penggunaannya yang terlalu sering dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan necrosis (mati jaringan) akibat vasokontriksi setempat.
Kehamilan : kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat pada janin, terutama pada saluran urinnya.
Dosis: kedokteran mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga, dan tenggorok 1-10%.

b. Benzokain : anestesin, etileminobenzoat
Ester PABA ini (1900) merupakan derivate dari asam p-amino benzoate yang reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal (pruritus).
Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk Rako) atau salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit, bedak tabor 5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid)

c. Prokain: Novocaine, etokain, *Gerovital (dr Aslan)
Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun 1905 (Einhorn). Tidak begitu toksis dibandingkan kokain. Anestetik local dari kelompok-ester ini bekerja singkat . dalam tubuh zat ini dengan cepat dan sempurna dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi dietilamino etanol dan PABA (asam para-aminobenzoat), yang mengantagonir daya kerja sulfonamide.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya kerjanya.sebagai anestetik local, prokain sudah banyak di gantikan oleh lidokain karena efek-efek sampingnya.
Efek sampingnya yang serius adalah:
1.      Hipersensitasi
2.      Kadang-kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian dan kolaps dan kematian.
3.      Reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Berlainan dengan kokain, zat tidak mengakibatkan adiksi
Dosis: Anestesia infiltrasi 0,25-0,5%, blok de saraf 1-2%.

d. Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
adalah derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang, terutama digunakan pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya harus berhati-hati bila terdapat selaput lender yang rusak atau adanya peradangan setempat. Mulai kerjanya cepat dan kuat (dalam 1 menit) dan bertahan lebih kurang 10 menit. Toksisitasnya ringan dan menurut laporan tidak menimbulkan reaksi alergi.

e. Tetrakain (ametokain) adalah derivate benzoat dengan gugus-metil pada atom(1941). Khasiatnya lebih kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi juga beberapa kali lebih toksis. Mulai kerjanya cepat dan berlangsung lama, sedangkan resorpsinya dari mukosa jauh lebih baik daripada prokain

f. Lidokain : lignokain, Xylocaine
Derivate-asetanlida ini ( 1947) termasuk kelompok amida dan merupakan obat pilihan utama untuk untuk anastesia permukaan ataupun filtrasi . zat ini digunakan pada selaput lender dan kulit untuk nyeri,perasaan terbakar dan gatal .
Dibandingkan prokain ,khasiatnya lebih kuat dan lebih cepat kerjanya ( setelah beebrapa menit ) juga bertahan lebih lama .
 Penggunaan : lidokain banyak digunakan setelah infark jantung sebagai obat pencegah aritmia ventricular( di bagian ICCU) dan pada bedah jantung .
Efek sampingnya adalah :
a.       Mengantuk
b.      Pusing
c.       Sukar bicara
d.      Hipotensi
e.       Konvulsi
Semua efek SSP yang terutama timbul pada overdose. Pengunaanya harus hati hati pada gangguan fungsi,decompensatio cordis,depresi pernafasan dan schok .
g.      Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain ( 1963). Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain,karena efek vasodilatasinya lebih ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan perombakannya lebih cepat . di dalam hati, zat ini dirombak menjadi o-toluidin dan metabolit lain . ekskresinya melalui kemih ( kurang dari 1%) . obat ini digunakan pada anstesia permukaan 4% dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.

h.      Mepivakain: Scandicaine, *Estradurin.
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida (1957) yang mulai kerja dan kekuatannya mirip lidokain tetapi berthan sedikit lama . tidak berkhasiat vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini terutama digunakan sebagai aastesia infiltrasi dan enis anastesia parenteral lainnya sebagai larutan 1-2% . pada pembedahan dental , mata dan THT
i.        Cinchokain : dibukain, *Proctosedyl, *Scheriproct.
Derivate-kinolin ini dari tipe amida ( 1929 ) yang beberapa kali lebih kuat daripada lidokain tetapi juga lebih toksis.kerjanya bertahan lebih lama dan juga bersifat vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum permukaan antara lain dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk nyeri dan gatal gatal, tidak menimbulkan hipersensitasi. efeknya tampak setelah ca 15 menit dan berlangsung 24 jam.

j.        Artikain : carticaine, *Ultracain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik local dari kelompok-amida dengan kerja panjang ( 1976 0 terikat pada protein plasma ca 95%. Efeknya timbul setelah 3 menit dan berlangsung agak lama, ca 45-90 menit . obat ini digunakan untuk pembedahak kevil dan di kedokteran gigi . karena artikain memiliki daya penetrasi tulang yang lebih baik dibandingkan lidokain.
Efek samping :
Pada orang yang alergi terhadap zat pengisi lubang gigi amalgam dan artukain dapat timbul keluhan kesehatan serius. Dosis dewasa sekalinya 400mg.

k.      Pramokain : Pramoxine, *Nestosyl
Merupakan zat anastesia permukaan (1953) tetapi merangsang bila digunakan pada selaput lender.

m. Fenol : asam karbol, acidum carbolicum *Calamine lotion.
Disamping khasiat Anastesi dan anti gatalnya fenol juga berdaya bakterisid dan fungsid pada konstentrasi di atas masing masing 1% dan 1,3%.oleh karena itu fenol juga sering digunakan untuk gatal-gatal misaknya biang keringat.

n.      Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah begitupula bakteriostatis terhadap kuman .gram positif serta virustatif dan fungitis lemah . kerjanya optimal dalam lingkungan asam.


B.     ANESTETIK UMUM
Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesi dan relaksasi otot. 
1.      Taraf-Taraf Anestesi
a.    Taraf analgesia, yaitu keadaran dan rasa nyeri berkurang
b.   Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan
c.    Taraf anestesia, yaitu reflex mata hilang, mata hilang, nafas otomatis dan teratur seperti tidur serta otot-otot melemas (relakasi)
d.   Taraf pelumpuhan sum-sum tulang, kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuan narkosa adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf ke empat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai ke satu.

2.      Persyaratan Anestesia Umum
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesia umum adalah :
a.       Berbau enak dan tidak merangsang selaput lendir.
b.      Mula kerja cepat tanpa efek samping.
c.       Sadar kembalinya tanpa kejang.
d.      Berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot –otot seluruhnya.
e.       Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan.

3.      Cara pemberian anestesi umum:
a.       Parenteral (intramuskular/intravena)
Digunakan untuk tindakan yang singkat atau induksi anestesi. Umumnya diberikan tiopental, namun pada kasus tertentu dapat digunakan ketamin,dizepam dll. Untuk tindakan yang lama anestesi parenteral dikombinasikan dengan cara lain.
b.      Perektal
Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan singkat.
c.       Anestesi Inhalasi
Anestesi dengan menggunakan gas atau cairan anestesi yang mudah menguap sebagai zat anestesi melalui udara pernapasan.

4.      Efek Samping
Hampir semua anestesia mengakibatkan sejumlah efek samping, yang terpenting diantaranya.
a.       Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretikan.
b.      Mengurangi kontraksi jantung, selama halotan dan metoksifluran yang paling ringan pada eter.
c.       Merusak hati, oleh karena tidak digunakan lagi seperti senyawa klor (kloroform).
b.      Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.

5.      Penggolongan
Menurut penggunaanya anestesia umum dapat digolongkan menjadi  2 yaitu :
a.       Anestesia injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (thiopental dan heksobarbital), dll.
b.      Anestesia inhalasi, diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan, contohnya eter, dll.

6.      Spesialite obat – obat anestesia umum

No.
Generik
Dagang
Pabrik
1.
Diaethyl Aether
Aether AnastheticusPfizer
Kimia Farma
2.
Ketamin Hidroklorida
Ketalar Pentothal
Pfizer
3.
Tiopental Natrium
Pentothal Sodium
Abbot
4.
Enflurane
Etharane
Abbot
5.
Halothanum
Halothane MD
Dexa Medica

7.      Metoda pemberian obat
a. Oral
Cara paling mudah,tidak nyeri dan dapat diandalkan.Kadang-kadang kita harus memberikan obat peri-anestesia,misalnya obat anti hipertensi,obat penurun gula darah dan sebagainya.Sebagian besar obat diabsorbsi oleh usus halus bagian atas.Beberapa obat dihancurkan oleh asam lambung .Pengososngan lambung yang terlambat akam menyebabkan terkumpulnya obat di lambung.Sebelum obat masuk sirkulasi sistemik,obat harus melewati sirkulasi portal dan apabila obat dimetabolisme oleh efek hepar efeknya akan berkurang dan ini dikenal sebagai efek sirkulasi portal.Dengan sendirinya dosis oral harus lebih besar dari dosis intramuskular,contohnya petidin,dopamin,isoprenalin dan propanolol.

b.  Lidah dan Mukosa pipi
Absorbsi obat lewat lidah dan mukosa pipi akan menghindari efek sirkulasi portal.Obat jenis ini biasanya larut dalam lemak,fentanil lolipop untuk anak buprenorfi.

c. Intramuskular
Metoda ini sangat populerdalam praktek anestesi,karena teknis mudah,relatif aman karena kadar plasma tidak mendadak tinggi.Keburukanya ialah absorbsi kadan-kadang diluar perkiraan,menimbulkan nyeri dibenci anak-anak dan beberapa obat bersifat iritan.

d.  Subkutan
Metoda ini jarang digunakan dalam praktek anesthesia

e. Intravena
1.Bolus : Kekurangan cara ini ialah lajak takar(overdosis) sering terjadi terutama pada obat-obatan dengan indeks terapetik sempit.Setelah pemberian intravena dosis tidak dapat dikurangi.Rekomendasi penghasil obat dalam hal ini sering mengejutkan,bahwa obatnya harus diberikan secara intravena dalam waktu 1-2 menit.
2.Infus : Dengan infus obat dapat diberika secara perlahan dengan laju tetap,misalnya pelumpuh otot,analgetik.a 
3.AKP (Analgesia Kendali Pasien) : Cara ini biasanya untuk mengendalikan nyeri pasca bedah dengan opioid dosis kecil.
f.       Rektal
Cara ini sering diberikan pada anak yang sulit secara oral dan takut disuntik.

g.      Transdermal
Misalnya krem EMLA (eutetic mixture of local anesthetic),campuran lidokain-prokain masing-masing 2,5%.Krem ini dioleskan ke kulit intak dan setelah 1-2jam baru dilakukan tusukan jarum atau tindakan lain.

h.  Inhalasi
Obat berupa gas atau uap cairan ,misalnya N2O,O2,bronkodilator,steroid.Pada keadaan darurat atropin dan adrenalin dapat disemprotkan ke bronkus. 
i.        Epidural
Obat dimasukkan ke ruang epidural (ekstradural,peridural),yaitu ruang antara duramater dan ligamentum flavum.Cara ini banyak dilakukan pada anestesia regional.

j.  Spinal
Obat dimasukkan ke ruang subaraknoid (intratekal).

8.      Interaksi Obat
Dikenal tiga jenis obat
a.       Farmasitikal
Dua atau lebih obat sering tercampur dalam satu semprit atau kantong infus ,sehingga bereaksi secara kimia dengan meghasilkan efek samping,contoh tiopental-suksinil cenderung menjadi inaktif .Contoh lain triklor-etilen dengan soda lime menghasilkan zat baru yang toksik.
b.  Farmakokinetik
Absorbsi obat peroral dapt dipengaruhi oleh obat lainyang diberikan bersama.
c. Farmakodinamik
Interaksi ini merupakan interaksi yang sering dijumpai dalam praktek anestesi,misalnya zat anastetik abar (volatil) dengan opioid menyebabkan peningkatan depresi napas ,sedangkan pelumpuh otot non depolarisasi dan prostigmin mengembalikan relaksasi otot.

C.    OBAT-OBAT ANESTETIK
Obat anestesi dibedakan menjadi 5, yaitu:
1.      Obat Premedikasi
2.      Obat Pelumpuh Otot
3.      Obat Anestesi Inhalasi
4.      Obat Anestesi Intravena
5.      Obat Anestesi Regional/Lokal

1. OBAT PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi bertujuan:
1. Manimbulkan rasa nyaman pada pasien
2. Memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi.
3. Mengurangi timbulnyahipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah pascaanestesi.
4. Mnegurangi jumlah obat-obatan anestesi.
5. Mengurangi stress fisiologis (takikardia, napas cepat dll.
6. Mengurangi keasaman lambung.
Obat-obat yang dapat diberikan sebagai premedikasi pada tindakan anestesi sebagai berikut:
a.      Anelgetik Narkotik
Morfin
 Dosis premedikasi dewasa 5-10 mg intramuskular diberikan untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan pasien menjelang operasi, menghindari takipnu pada pemberian trikloroetilen, dan agar anestesi berjalan dengan tenang dan dalam. Kerugiannya adalah terjadi perpanjangan waktu pemulihan, timbul spasme serta kolik biliaris dan ureter. Kadang-kadang terjadi konstipasi, retensi urin, hipotensi, dan depresi napas.

Petidin
Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg intravena diberikan untuk menekan tekanan darah dan pernapasan serta merangsang otot polos. Dosis induksi 1-2 mg/kgBB intravena.

Barbiturat
Pentobarbital dan Sekobarbital. Diberikan untuk menimbulkan sedasi. Dosis dewasa 100-200 mg, pada anak  dan bayi 1 mg/kgBB secara oral atau intramuskular. Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Yang mudah didapat adalah fenobarbital dengan efen depresan ayng lemah terhadap pernapasan dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan muntah.

b.      Antikoligernik
Atropin.

Diberikan untuk mencegah hipersekresi kelenjar ludah dan bronkus selama 90 menit. Dosis 0,4-0,6 mg intramuskular bekerja setelah 10-15 menit.

c.       Obat Penenang (transquillizier)
Diazepam.

Diazepam merupakan golongan benzodiazepin. Pemberian dosis rendah, bersifat sedatif sedangkan dosis besar hipnotik. Dosis premedikasi dewasa 10 ms intramuskular atau 5-10 mg oral dengan dosis maksimal 15 mg. Dosis sedasi pada analgesi regional 5-10 mg intravena. 

Midazolam.

Midazolam mempunyai awal dan lama kerja lebih pendek daripada diazepam. Midazolam lebih disukai dibandingkan dengan diazepam. Dosis 50% dari dosis diazepam.

2. OBAT PELUMPUH OTOT
Obat golongan ini menghambat transmisi neuromuskular sehingga menimbulkan kelumpuhan pada otot rangka. Menurut mekanisme kerjanya, obat ini dibagi menjadi 2 golongan yaitu obat penghamb at secara depolarisasi resisten dan obat penghambat kompetitif atau nondepolarisasi. Pada anestesi umum obat ini memudahkan dan mengurangi cidera tindakan laringoskopi dan intubadi trakhea, serta memberi relaksasi otot yang dibutuhkan dalam pembedahan dan ventilasi kendali.
Perbedaan obat pelumpuh otot depolarisasi dan nondepolarisasi.
·         Depolarisasi   : ada fasikulasi otot, berpotensi dengan antikolinesterase, tidak menunjukkan kelumpuhan yang beertahap pada perangsangan tunggal atau tetanik, belum dapat diatasi dengan obat spesifik, kelumpuhan berkurang dengan pemberian obat pelumpuh otot nondepolarisasi dan asidosis.
·         Nondepolarisasi  : tidak ada fasikulasi otot, berpotensi dengan (hipokalemia, hipotermia, obat anestetik inhalasi, eter, halotan, enfluran, isofluran), menunjukkan kelumpuhan yang bertahap pada perangsangan tunggal atau tetanik, dapat diantagonis oleh antikolin esterase.

a.      Obat Pelumpuh Otot Nondepolarisasi
Pavulon
Pavulon merupakan steroid sintetis yang banyak digunakan. Mulai kerja pada menit kedua-ketiga untuk selama 30-40 menit. Memiliki efek akumulasi pada pemberian berulang sehingga dosis rumatan harus dikurangi dan selamg waktu diperpanjang. Dosis awal untuk relaksasi otot 0,08 mg/kgBB intravena pada dewasa. Dosis rumatan setengah dosis awal. Dosis Intubasi trakea 0,15 mg/kgBB intravena. Kemasan ampul 2 ml berisi 4 mg pavulon.

Trakrium.
Trakrium mempunyai struktur benzilisoquinolin yang berasal dari tanaman Leontice Leontopeltalum. Keunggulannya adalah metabolisme terjadi di dalam darah, tidak bergantung oada fungsi hati dan ginjal, tidak mempunyai efek akumulasi pada pemberian berulang.

Vekuronium
Vekuronium merupakan homolog pankuronium bromida yang berkekuatan lebih besar dan lama kerjanya singkat Zat anestetik ini tidak mempunyai efek akumulasi pada pemberian berulang dan tidak menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskuler yang bermakna.

Rekuronium
Zat ini merupakan analog vekuronium dengan awal kerja lebih cepat. Keuntungannya adalah tidak mengganggu fungsi ginjal, sedangkan kerugiannya adalah terjadi gangguan fungsi hati dan efek kerja yang lebih lama

b.      Obat Pelumpuh Otot Depolarisasi.
Suksametonium
Mula kerja 1-2 menit dengan lama kerja 3-5 menit.Kemasan berupa bubuk putih 0,5-1 gram dan larutan suntik intravena 20,50 atau 100 mg/ml.








c.       Antagonis Pelumpuh Otot Nondepolarisasi
Prostigmin
Prostigmin merupakan antikolinesterase yang dapat mencegah hidrolisis dan menimbulkan akumulasi asetilkolin. Prostigmin mempunyai efek nikotinik, muskarirnik dan merupakan stimulan otot langsung. Efek musakrinik diantaranya bradikardia, hiperperistaltik, spasme saluran cerna, pembentukan sekret jalan napas dan liur, bronkospasme, berkeringat, miosis dan kontraksi vesika urinaria.

3. OBAT ANESTESI INHALASI
Teknik pemberian obat inhalasi :
a.sistem terbuka
Cairan terbang(eter,kloroform,trikloretilen) diteteskan tetes demi tetes ke atas helai kain kasa dibawah suatu kap dari kawat yang menutupi mulut dan hidung pasien
b.sistem tertutup
Suatu mesin khusus menyalurkan suatu campuran gas dengan oksigen ke dalam suatu kap dimana sejumlah CO2 dari ekshalasi dimasukkan kembali.
c.insuflasi
Gas atau uap ditiupkan kedalam mulut atau tenggorok dengan perantaraan suatu mesin.



Zat-zat yang tergolong obat Anestesi Inhalasi adalah:
Dinitrogen Oksida (N2O)
N2O merupakan gas yang tidak berwarna, berbau manis, tidak iriatif, tidak berasa, lebih berat dari udara, tidak mudah terbakar, dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber (pengikat CO2). Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi N2O:O2 yaitu 60%: 40%, 70%:30%, dan 50%:50%. Dosis untuk mendapatkan efek analgesik digunakan dengan perbandingan 20%:80%, untuk induksi 80%:20%, dan pemeliharaan 70%:30%. N2O sangat berbahaya bila digunakan pada pasien pneumotoraks, pneumomediastinum, obstruksi,emboli udara dan timpanoplasti.

Halotan
Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak iritatif, mudah menguap, tidak mudah terbakar,tidak bereaksi dengan soda lime, dan  mudah diuraikan cahaya. Halotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan 4-5 kali eter atau 2 kali kloroform.Keuntungan pengguanaan halotan adalah induksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan napas, bronkodilatassi, pemulihan cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual, tidak mudah. Kerugian adalag sangat poten, relatif mudah terjadi overdosis, analgesi dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasi dengan obat analgetik dan relaksan, harga mahal, menimbulkan hipotensi, aritmia, meningkatkan tekanan intrakranial, menggigil pasca anestesi dan hepatotoksik. Overdosis relatif mudah terjadi dengan gejala gagal napas dan sirkulasi yang dapat menyebabkan kematian.

Etil klorida. 
etil klorida merupakan cairan tidak berwarna, sangat mudah menguap, dan mudah terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun juga cepat hilang. Induksi dapat dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu pemulihan 2-3 menit sesudah pemberian anestesi dihentikan. Etil klorida sudah tidak dianjurkan lagi untuk digunakan sebagai anestesi umum, namun hanya untuk induksi dengan memberikan 20-30 tetes pada masker selama 30 detik. Pada sistem tetes terbuka (open drop), etil klorida disemprotkan ke sungkup dengan volume 3-20 ml yang menghasilkan uap ± 3,5-5% sehingga pasien  tidak sadar dan kemudian dilanjutkan dengan penggunaan obat lain seperti eter. Etil klorida juga digunakan sebagai anestetik local dengan cara menyemprotkannya pada kulit sampai beku.

Etil (dietil eter).
Eter merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau khas, mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. Eter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. Eter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi.
Eter dapat digunakan dengan berbagai metoda anestesi. Pada penggunaan secaraopen drop uap eter akan turun ke bawah karena 6-10 kali lebih berat dari udara. Penggunaan secara semi closed method dalam kombinasi dengan oksigen dan N2O tidak dianjurkan pada operasi dengan tindakan kauterasi. Keuntungan penggunaan eter adalah murah dan mudah didapat, tidak perlu digunakan bersama dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas keamanan yang lebar, dan alat yang digunakan cukup sederhana. Kerugiannya adalah mudah meledak/terbakar, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah, serta dapat menyebabkan hiperglikemia. Jumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan kondisi penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan. Dosis induksi 10-20% volume uap eter dalam oksigen atau campuran oksigen dan N2O. dosis pemeliharaan stadium III 5-15% volume uap eter.

Enfluran (ethran).
Enfluran merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan, mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime. Induksi dengan enfluran cepat dan lancar. Obat ini jarang menimbulkan mual dan muntah serta masa pemulihannya cepat. Dosis induksi 2-4,5% dikombinasi dengan O2atay campuran N2-O2. Dosis rumatan 0,5-3%.

Isofluran (forane)
Isofluran merupakan eter berhalogen, berbau tajam, dan tidak mutdah terbakar. Keuntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat. Namun, harga obat ini mahal. Dosis induksi 3-3,5% dalam O2 atau campuran N2-O2. Dosis rumatan 0,5-3%.

Sevofluran
Obat anestetik ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling disukai intuk induksi inhalasi. Induksinya enak, dan cepat terutama pada anak. Dosis induksi 6-8 vol%. Dosis rumatan 1-2 vol%.

4. OBAT ANESTESI INTRAVENA
Natrium Tiopental (thiopental, pentotal). 
Thiopental berupa bubuk kuning yang bila akan digunakan dilarutkan dalam air menjadi larutan 2,5% atau 5%. Indikasi pemberian tiopental adalah induksi anestesi umum, operasi/tindakan yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka, dilatasi serviks, kuretase), sedasi pada anelgesi regional, dan untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau epilepsy. Kontra indikasinya adalah status asmatikus, porfiria, syok, anemia, disfungsi hepar, dispnu berat, asma bronchial, versi ekstraksi, miastemia gravis, dan riwayat alergi terhadap tiopental. Keuntungan penggunaan tiopental adalah induksi mudah dan cepat, tidak ada delirium masa pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan napas, sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi pernapasan, depresi kardiovaskuler, cenderung menyebebkan spasme laring, relaksasi otot perut kurang, dan bukan analgetik. Dosis induksi tiopental 2,5% adalah 3-6 mg/kgBB intravena. Dosis sedasi 0,5-1,5 mg/kgBB.

Ketamin. 


Ketamin adalah suatu rapid acting nonbarbiturat general anaesthetic. Indikasi pemakaian kentamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan napas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk, dan asma. Kontra indikasinya adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolic 100 mmHg. Riwayat penyakit serebrovaskular, dan gagal jantung. Dosis induksi 1-4mg/kgBB intravena dengan dosis rata-rata 2 mg/kgBB untuk lama kerja 15-20 menit, dosis tambahan 0,5 mg/kgBB sesuai kebutuhan. Dosis pemberian intramuscular 6-13 mg/kgBB, rata-rata 10 mg/kgBB untuk lama kerja 10-25 menit.

Droperidol (dehidrobenzperidol, droleptan). 
Droperidol adalah turunan butirofenon dan merupakan antagonis reseptor dopamine. Droperidol digunakan sebagai premedikasi (antiemetic yang baik) dan sedasi pada anestesi regional. Obat anestetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi, broskoskopi, esofagoskopi, dan gastroskopi. Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi dengan pemberian difenhidramin. Dosis antimuntah droperidol 0,05 mg/kgBB (1,25-2,5 mg) intravena. Dosis premadikasi 0,04-o,07 mg/kgBB intravena. Dosis analgesi neuroleptik 0,02-0,07 mg/kgBB intravena.

Dripivan (diisopropil fenol, propofol). 


Propofol adalah campuran 1% obat dalam air dan emulsi berisi 10% minyak kedelai, 2,25% gliserol, dan lesitin telur. Propofol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh GABA. Dosis induksi 1-2,5 mg/kgBB . Dosis rumatan 500 ug/kgBB/menit infus. Dosis sedasi 25-100 ug/kgBB/menit infus. Sebaiknya menyuntikkan obat anestetik ini pada vena besar karena dapat menimbulkan nyeri pada pemberian intravena.

5. OBAT ANESTESI REGIONAL
Obat anestesi regional/local adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikennakan secara local. Anestesi local ideal adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterikan tanpa mengalami perubahan, dan efeknya reversible.

Lidokain.
 Lidokain (lignokain, xylocain) adalah anestetik local kuat yang digumakan secara topkikal atau suntikan. Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan untuk anestesi infiltrasi sedangkan larutan 1-2% untuk anestesi blok dan topical. Untuk anestesi permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan pada analgesi/anestesi lumbal digunakan larutan lidokain 5%.

Bupivakain.
 Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja alambat dan masa kerja panjang. Untuk anestesi blok digunakan larutan0,25-0,50% sedangkan untuk anestesi spinal dipakai larutan 0,5%.



III.            PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri/ sakit secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran. 
2.      Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesi dan relaksasi otot. 
3.      Obat anestesi dibedakan menjadi 5, yaitu: Obat Premedikasi, Obat Pelumpuh Otot,  Obat Anestesi Inhalasi,  Obat Anestesi Intraven, Obat Anestesi Regional/Lokal.

B.     SARAN
Sebaiknya pemilihan obat anestesi local maupun umum menyesuaikan dengan kondisi pasien (berat badan, penyakit yang diderita), jenis obat anestesi dan efek sampingnya.

IV.            PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.      Contoh obat anestetik local yang merupakan senyawa ester adalah sebagai berikut, kecuali…
a.       Kokain
b.      Prokain
c.       Tetrakain
d.      Lidokain

2.      Anestesi yang dilakukan dengan penyuntikan langsung ke saraf utama adalah ….
a.       Analgesi regional
b.      Anestesi permukaan
c.       Anestesi inhalasi
d.      Anestesi blok
3.      Syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anesthesia umum adalah sebagai berikut, kecuali…
a.      Merangsang selaput lender
b.      Mula kerja cepat tanpa efek samping
c.       Sadar kembalinya tanpa kejang
d.      Berkhasiat analgetik, baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya

4.      Efek samping dari pemberian morfin adalah sebagai berikut, kecuali…
a.       Hipotensi
b.      Takipnu
c.       Retensi Urin
d.      Depresi Napas

5.      Metode pemberian obat anestesi yang kemungkinan menimbulkan efek sirkulasi portal adalah…
a.       Melalui lidah
b.      Melalui mukosa
c.       Secara Oral
d.      Melalui Inhalasi

6.      Dosis toksis obat anestesi local dipengaruhi oleh, kecuali
a.       berat badan penderita
b.      vaskularisasi jaringan
c.       kecepatan metabolism obat
d.      tinggi badan penderita

7.      Mepivakain merupakan contoh obat anestesi local yang termasuk golongan senyawa …
a.      amida
b.      eter
c.       ester
d.      alifatis

8.      sifat ideal yang diinginkan dari sebuah obat anestesi local adalah …
a.       batas keamanan sempit
b.      tidak perlu disterilkan
c.       tidak mengiritasi
d.      tidak larut dalam air

9.      yang bukan keuntungan dari anestesi local adalah …
a.       gangguan fisiologis rendah
b.      angka morbiditas tinggi
c.       tidak perlu tenaga tambahan
d.      penderita tidak perlu puasa

10.  anestesi local tidak dapat digunakan pada …
a.       penderita dengan rasa takut tinggi
b.      penderita pecandu alkohol
c.       penderita yang tidak mengalami retardasi mental
d.      penderita yang tidak kooperatif

11.  pemberian ….. dengan dosis besar selama anestesi regional akan menimbulkan penumpukan metabolit o-toluidin yang mampu mengubah hemoglobin menjadi methemeglobin.
a.       Lidokain
b.      Prilokain
c.       Benzokain
d.      Tetrakain

12.  Obat anestesi yang dahulu dapat menimbulakan cacata mata pada kornea sehingga sekarang tidak digunakan adalah …
a.      Kokain
b.      Novocaine
c.       Gerovital
d.      benzokain

13.  obat anestesi yang termasuk golongan benzokain adalah …
a.       etokain
b.      benzoylmetilekgonin
c.       Novocain
d.      Etileminobenzoat

14.  Obat anestei yang dapat menimbulkan efek simpatomimetik sentral dan perifer adalah …
a.       Xylocaine
b.      benoxinate
c.       benzoylmetilekgonin
d.      etokain

15.  obat anestesi yang digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-gatal adalah …
a.       gerovital
b.      anestesin
c.       novocaine
d.      Tetrakain

16.  Benzokain dapat ditemukan dalam bentuk, kecuali ..
a.       Supositoria (250-500 mg)
b.      Salep anti-wasir
c.       Bedak tabur
d.      Salep anti-bakteria


17.  Obat anestesi yang dapat digunakan pada kedokteran THT dan mata adalah …
a.      oksibuprokain
b.      lignokain
c.       xylocaine
d.      ametokain

18.  obat anestesi yang mempunyai khasiat sepuluh kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi beberapa kali lebih toksis adalah…
a.       mepivakain
b.      tetrakain
c.       lidokain
d.      dibukain

19.  obat anestesi berikut yang tidak bersifat vasodilatasi adalah …
a.       Prilokain
b.      proctosedyl
c.       dibukain
d.      mepivakain

20.   cara pemberian anestesi umum yang tepat untuk anak-anak adalah …
a.       parenteral
b.      intravena
c.       perektal
d.      inhalasi

21.  obat anestesi umum  Ketamin Hidroklorida dengan merek dagang ketalar Penthotal dikeluarkan oleh pabrik …
a.       Kimia Farma
b.      Abbot
c.       Pfizer
d.      Dexa Medika

22.  Obat anestesi umum yang digunakan secara inhalasi adalah …
a.       diazepam
b.      eter
c.       thiopental
d.      heksobarbital

23.  obat anestetik transdermal krim EMLA (eutectic mixture of local anestethetic) merupakan campuran dari …
a.       Prilokain-lidokain
b.      Prilokain-benzokain
c.       Lidokain-mepivakain
d.      Lidokain-prokain

24.  Dibawah ini contoh obat anestesi pelumpuh otot nondepolarisasi, kecuali ..
a.       halotan
b.      isofluran
c.       suksametonium
d.      pavulon

25.  Anestetik lokal ialah gabungan dari garam yang larut dalam air dan alkaloid yang larut dalam lemak yang terdiri dari bagian kepala cincin aromatic tak jenuh bersifat …
a.       Hidrofilik
b.      Hidrofobik
c.       Lipofilik
d.      Lipofobik
e.        

26.  Anestetik local biasanya diperdagangkan dalam bentuk garam yang mudah larut dalam air karena ..
a.      dalam bentuk basa bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam bentuk larutan
b.      dalam bentuk asam bebas, anestetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam bentuk larutan
c.       lebih mudah dibuat dalam bentuk garam
d.      lebih stabil terhadap perubahan temperature penyimpanan

27.  Untuk memperpanjang dan memperkuat kerja anestetik local biasanya digabung dengan …
a.       Sulfonamide
b.      Antibiotika
c.       Vasokonstriktor
d.      Suspensi

28.  Pada anestesi spinal, analgetik lokal disuntikan langsung kedalam  ruang …
a.       Epidural
b.      Subaraknoid
c.       Hiatus sakralis
d.      Oksipital

29.  Situasi dimana konsentrasi ion natrium di dalam membran sekarang menjadi lebih besar ketimbang di luar membran sel dan menyebabkan potensial listrik berubah dari -90mV menjadi +45mV disebut dengan peristiwa …
a.       Denaturasi
b.      Dekonstruksi
c.       Deaktivasi
d.      Depolarisasi

30.  Anestetik local bila harus diberikan dalam dosis besar, maka perlu ditambahkan premedikasi dengan menggunakan …
a.      Benzodiapedin
b.      Vasokonstriktor
c.       Barbiturate
d.      Paracetamol

31.  Pemberian prilokain dosis besar selama anestesi regional akan menimbulkan penumpukan metabolit …
a.       p-toluidin
b.      m-toluidin
c.       o-toluidin
d.      methemoglobin

32.  Penggunaan kokain sebagai tetes mata sudah di tinggalkan karena …
a.       Menyebabkan gangguan kehamilan
b.      Menimbulkan kegelisahan
c.       Menyebabkan cacat kornea
d.      Menyebabkan cacat retina

33.   PABA adalah kepanjangan dari …
a.       Asam para-benzoamida
b.      Asam para-benzaldehid
c.       Asam para-aminobenzoat
d.      Asam para-butanamida

34.  Lidokain banyak digunakan setelah infark jantung sebagai obat pencegah …
a.      aritmia ventricular
b.      alergi
c.       radang selaput lendir
d.      pruritus

35.  Tujuan narkosa adalah
a.      untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping
b.      untuk mencegah hilangnya kesadaran
c.       untuk mempertahankan lama kerja anestesi
d.      untuk menghilangkan efek samping berupa gatal-gatal dan alergi


V.            DAFTAR PUSTAKA         
Anonim. 2011. Anestesi. Online http://id.wikipedia.org/wiki/Anestesi                            
       , diakses tanggal 13 Oktober 2011).
Danikusumah. 2010. Anestetik Lokal. Online     http://danikusumah.blogspot.com/2010/06/anestetik-lokal.html
        , diakses tanggal 13 Oktober 2011).
Hayati, Elok Kamilah. Tanpa Tahun. Kimia Farmasi Dan Medisinal. Online http ://scrib-101/Kimia-Farmasi-Dam-Medisinal.htm, diakses tanggal 11 Oktober 2011).
Pratiwi, Rahma setya. 2010. ANESTESI. Online (http://adibintangprana.blogspot.com/ , diakses tanggal 13 Oktober 2011).
Suzer, Oner. 2009. Lokal Anestetikler.Online http://www.onersuzer.com/Lokal-anestetikler, diakses tanggal 13 Oktober 2011.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 1978. Obat-Obat Penting Khasiat Dan Penggunaanya. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

2 komentar: