Minggu, 11 Desember 2011

Panas Pelarutan dan Hukum Hess

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
 


                                  
NO. PERCOBAAN                :        4
NAMA                                    :        KHOERU ANNISA
NIM                                        :        4301409013
KELOMPOK                         :         4
JURUSAN                             :         Kimia
PRODI                                   :         Pendidikan Kimia
TANGGAL PERCOBAAN   :        26 Oktober 2011
DOSEN PENGAMPU            :        Ir. Sri Wahyuni, M.Si
TEMAN KELOMPOK                   :        1. Lina Putri Cahyaningtyas
                                                                    2. Whiny Okta Faiza
 




Panas Pelarutan
dan Hukum Hess





                                                 

A.            TUJUAN
1.      Menentukan panas pelarutan.
2.      Menggunakan hukum Hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.

B.             LATAR BELAKANG TEORI
Perubahan entalpi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan diferensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut. Jika pelarut yang digunakan adalah air, maka persamaan reaksi pelarutnya dituliskan sebagai berikut:

X + n H2O                              X. nH2O              ΔHr = ........kJ

Persamaan tersebut menyatakan bahwa satu mol zat x dilarutkan ke dalam n mol air. Sebagai contoh entalpi pelarutan integral dalam percobaan kita kali ini adalah CuSO4:

CuSO4 +  5 H2O                              CuSO4. 5 H2O             ΔHr = ........kJ

Pelarut yang kita gunakan dalam hal ini adalah air. Karena air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetai dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air.
Salah satu sebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat ionik ialah karena kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrika yang dimiliki air. Tetapan dielektrik adalah suatu tetapan yang menunjukkan kemampuan molekul mempolarisasikan dirinya atau kemampuan mengatur muatan listrik yang tedapat dalam molekulnya sendiri sedemikian rupa sehingga dapat mengarah pada menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat di sekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan tarik menarik muatan yang belawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai tetapan dielektrik besar.
Dalam percobaan ini akan dicari panas pelarutan dua senyawa yaitu CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas reaksi senyawa sangat sulit untuk ditentukan, tetapi dengan menggunakan hukum Hess panas reaksi ini dapat dihitung secara tidak langsung. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya atau bisa disimpulkan kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya. Oleh karena itu hukum Hess disebut juga hukum penjumlahan kalor.

C.            ALAT DAN BAHAN
1.      kalorimeter0001Alat:
1.      Kalorimeter dan pengaduk
2.      Mortal dan pastel
3.      Termometer 0-100ºC
4.      Gelas ukur 100 ml
5.      Cawan porselin
6.      Stop watch
7.      Desikator
8.      Pembakar bunsen dan kaki tiga
2.      Bahan
1.      Kristal CuSO4. 5 H2O
2.      Air







D.           

 
CARA KERJA
Text Box: Menimbang serbuk kristal CuSO4.5H2O sebanyak 5 gr dan 7 grText Box: Memasukan 50 mL air dingin ke dalam Kalorimeter, mencatat suhu.                                                                       
                                                                                       
 


Description: kalorimeter0001
Text Box: Memanaskan 7 gr serbuk kristal CuSO4.5H2O sampai serbuk berwarna putih                                                                                                                      
                                                                                                                                                                                   
         
Text Box: Menindinginkan serbuk CuSO4 anhidrat dalam desikator                       
Text Box: Menentukan Tetapan Kalorimeter
Text Box: Mencatat suhu sejak penambahan Hingga suhu konstan
 

        
Text Box: Memasukan 5 gr serbuk kristal CuSO4 anhidrat ke dalam calorimeter yang berisi 100 ml campuran air panas dan air dingin, aduk.
Text Box: Setelah suhu konstan, Memasukan 5 gr serbuk kristal CuSO4.5H2O ke dalam calorimeter, aduk.
 




                                      
Description: kalorimeter0001



Description: kalorimeter0001


           
Text Box: Mencatat suhu sejak penambahan setiap 30 detik Hingga suhu konstan
 

     
Text Box: Mencatat suhu sejak penambahan setiap 30 detik Hingga suhu konstan
 

                                                                                   
Text Box: Menghitung panas pelarutan CuSO4.5H2O
 

                                                                                                                       

Text Box: Menghitung panas pelarutan CuSO4 anhidrat 

           
                                                                       
E.             DATA PENGAMATAN
Suhu kamar                   : 31oC
Suhu Air Dingin           : 32oC
Suhu Air Panas             : 55oC
Tetapan Kalorimeter     : 148,235 J/ oC
Massa CuSO4.5H2O     : 5 gram
Massa CuSO4 anhidrat: 5 gram

Waktu (menit)
Suhu Campuran
Air Panas 50 mL ( oC )
CuSO4.5H2O ( oC )
CuSO4. Anhidrat ( oC )
0
40,5
36,5
41
0,5
40
36,5
40,5
1,0
39,5
38
40,5
1,5
39,5
38,9
40,5
2,0
39,3
39

2,5
39
39,2

3,0
39
39,5

3,5
39
41

4,0

41

4,5

42,2

5,0

43

5,5

43

6,0

43



F.              HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan analisa data diperoleh hasil:
Tetapan kalorimeter                              = 148,235 J/ oC          
Kalor pelarutan ΔH CuSO4. 5 H2O      = - 198.882,25 J/mol (melepaskan kalor)
Kalor pelarutan ΔH CuSO4. anhidrat   = - 312.529,25 J/mol    (melepaskan kalor)
Panas pelarutan                                     = + 25.570,575 KJ       
Tetapan kalorimeter dapat diperoleh dari pencampuran air dingin dengan air panas dalam kalorimeter dan mencatat suhunya (suhu awal dan akhir). Jika kalorimeter tidak menyerap kalor dari campuran air, maka kalor yang diberikan oleh air panas sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Tetapi karena kalorimeter juga ikut menyerap kalor, maka kalor yang diserap oleh kalorimeter adalah selisih kalor yang diberikan 0leh air panas dikurangi dengan kalor yang diserap oleh air dingin (q3 = q2 – q1). Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan cara membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter (q3) dengan penghangatan perubahan suhu pada kalorimeter.
C  = tetapan kalorimeter (JºC-1)
q   = kalor yang diserap (J)
Δt = perubahan suhu (ºC)

Grafik.1 Suhu vs Waktu Campuran Air Panas dan Air Dingin

Kalor atau panas pelarutan dari CuSO4.5H2O maupun CuSO4 anhidrat dapat dieroleh dengan cara mencampurkan serbuk zat tersebut ke dalam kalorimeter yang berisi air dingin, sehingga akan bereaksi dan akan timbul suatu reaksi yang disertai dengan perubahan suhu, dan pelepasan sejumlah kalor. Perubahan kalornya tergantung ada konsentrasi awal dan akhir larutan yang terbentuk.




Grafik 2. Suhu vs Waktu CuSO4.5H2O



Grafik 3. Suhu vs Waktu CuSO4 anhidrat



Dalam percobaan ini, dihasilkan panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4.5H2O. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:
1.          Massa CuSO4 murninya lebih banyak CuSO4 anhidrat daripada CuSO4. 5 H2O.CuSO4. 5 molekur air yang terikat pada CuSO4.5H2O akan memperkecil massa CuSO4 murni. Karena kalor berbanding lurus dengan massa, maka zat yang massanya lebih besar (CuSO4 anhidrat) menghasilkan kalor yang lebih besar.
2.          Perbedaan suhu. Molekul air yang terikat pada CuSO4.5H2O adalah air dingin. Ini jelas berpengaruh pada kalor yang dihasilkan. Tambahan 5 molekul air (yang tidak ada pada CuSO4 anhidrat mengakibatkan panas pelarutan menjadi lebih kecil.
Hasil percobaan kurang sempurna, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1.      Kekurangtelitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat menimbang bahan.
2.      Validitas alat yang digunakan.
3.      Kesalahan analisa data

G.            KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
·          Tetapan kalorimeter hasil percobaan adalah 148,235 J/ oC
·          Panas pelarutan CuSO4. 5 H2O hasil percobaan adalah - 198.882,25 J/mol.
·          Panas pelarutan CuSO4. anhidrat hasil percobaan adalah - 312.529,25 J/mol .
·          Panas pelarutan air per mol hasil percobaan adalah +12.570,575 kJmol-1.
·         Panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebih tinggi daripada CuSO4.5H2O karena CuSO4anhidrat mengikat 5 molekul air.
2.      Saran
1.      Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang.
2.      Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatam
3.      Alat yang digunakan sesuai dengan standar.

H.            DAFTAR PUSTAKA
1.      Tim Dosen Kimia Fisika. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Semarang. Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
2.      Wiryoatmojo, Suyono. 1998. KIMIA FISIKA I. Jakarta. Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
3.      Purba, Michael. 1995. KIMIA 2 untuk kelas 2 SMU. Jakarta. Erlangga.
4.      Agus Yulianto, dkk. 2001. PETUNJUK Praktikum Fisika Dasar I. Semarang FMIPA UNNES.

Mengetahui,                                                                            Semarang, 31 Oktober 2011
Dosen Pengampu                                                                                Praktikan



Ir. Sri Wahyuni, M.Si                                                                          Khoeru Annisa
                                                                                                            NIM 4301409013

I.       JAWABAN PERTANYAAN
1.      Dilakukan dengan mereaksikan reaktan dalam kalorimeter, dimana wadah dicelupkan pada bak yang terisolasi dengan air yang diketahui massanya. Dengan mengukur suhu, sebelum, dan sesudah reaksi maka dapat ditentukan besarnya ∆H yakni dengan :
a. membuat grafik T (suhu) Vs t ( waktu)
        -m. ∆His/ N = W.∆T + A. Cp. ∆T
   Keterangan :
  M  = massa (gram)
  N  = berat molekul
  ∆T= suhu
  A = Massa larutan
  ∆His= panas pelarutan integral
  W= kapasitas kalor
  Cp= Kalor jenis iar
b. Membuat grafik antara ∆His
 -d (m.∆His)/ dm = slope, dan intersep = ∆H ds, sehingga ∆H diketahui.
2.      Dengan menggunakan hukum Hess (kalor reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir reaksi). ΔH = q CuSO4. 5 H2O – q CuSO4.

LAMPIRAN

1.         ANALISA DATA
        Data hasil Praktikum
        Massa air dingin  = v x p
                                    = 50mL x 1gr/mL
                                    = 50gr
        Ta1 air dingin       = 32 0C
        Ta2 air panas        = 55 0C
        T campuran          = 40,5 0C
       
A.    Menentukan Tetapan Kalorimeter
Q lepas                       = Q terima
Q air panas                 = Q kalorimeter + Q air dingin
Q kalorimeter             = Q air panas – Q air dingin
Ckal (Tc - Ta1)           = m x Cair (Ta2 – Tc) – m x Cair (Tc - Ta1)
Ckal (40,5 – 32)         = 50 x 4,2 (55-40,5) - 50 x 4,2 (40,5-32)
Ckal (8,5)                   = 3.045 – 1.785
Ckal                           =
Ckal                           = 148,235 J/0C

B.     Panas Pelarutan (ΔH) CuSO4.5H2O
T1         = 32 oC
T2          = 40,5 oC
Tc       = 39 oC
ΔT      = T- T1
         = (39-32) oC
           = 7 oC
Massa air        = 100 gr
C calorimeter= 148,235 J/0C
Q        = Q air + Q kalorimeter
           = m x c x ΔT + C x ΔT
           = 100 x 4,2 x 7 + 148,235  x 7
           = 2.940 + 1.037,645
           = 3.977,645 J
Massa CuSO4.5H2O   = 5 gr
Mol    =

                        = 0,02 mol
            ΔH       =
                       
                        =
                       
                        =  - 198.882,25 J/mol

C.    Panas Pelarutan CuSO4 Anhidrat
T1         = 32 oC
T2       = 36,5 oC
Tc       = 43 oC
ΔT      = T- T1
         = 43-32 oC
           = 11 oC
Massa air        = 100 gram
C calorimeter = 148,235 J/0C
Q        = Q air + Q kalorimeter
           = m x c x ΔT + C x ΔT
           = 100 x 4,2 x 11 + 148,235  x 11
           = 4.620 + 1.630,585
           = 6.250,585 J
Massa CuSO4.5H2O   = 5 gr
Mol    =

                        = 0,02 mol
            ΔH       =
                       
                        =
                       
                        =  - 312.529,25 J/mol

D. Hukum Hess
CuSO4 +  5 H2O                              CuSO4. 5 H2O             ΔHr = ........kJ
ΔH = ΔH CuSO4+5 H2O - ΔH CuSO4 anhidrat
     = - 198.882,25 J/mol -(- 312.529,25 J/mol )
     = + 511411,5 J/mol
     = + 511,4115 KJ/mol
ΔH aq per mol =
                      = + 25.570,575 KJ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar