Selasa, 06 Februari 2024

Aksi Nyata Topik 2 Filosofi Pendidikan Indonesia - Dasar Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

TUGAS PPG PRAJABATAN 2022 GELOMBANG 1
MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
AKSI NYATA TOPIK 2
DASAR DASAR PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA


...

 

TOPIK 1 FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA KESIMPULAN DAN REFLEKSI PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL - PPG Prajabatan 2022



 

Infografis Perjalanan Pendidikan Nasional di Indonesia - PPG - TOPIK 1 FPI

                              PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA

                        TUGAS MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

                                TOPIK 1 PERJALANAN PENDIDIKAN INDONESIA

                                       PPG PRAJABATAN 2022 GELOMBANG 1

                                                      Oleh : Khoeru Annisa, S.Pd

                                                               Pendidikan Kimia

                                                        Universitas Sebelas Maret



Topik 1 Elaborasi Filosofi Pendidikan Indonesia

TUGAS PPG PRAJABATAN GELOMBANG 1

MATA KULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

TOPIK 1

 Oleh : Khoeru Annisa,S.Pd

  1. Apa langkah awal melepaskan ‘belenggu’ pada Pendidikan Indonesia dalam upaya mewujudkan Pendidikan yang memerdekakan peserta didik?

a.     Mengevaluasi kelemahan Kurikulum sebelumnya untuk menyusun kurikulum yang baru

b.    Memetakan standar Kompetensi peserta didik sesuai kurikulum yang disusun

c.     Menyusun tujuan pembelajaran baik tujuan nasional instruksional umum dan khusus

d.    Pengorganisasian materi pembelajaran yang dibuat agar terlalu padat dan membelenggu peserta didik

e.     Mengintegrasikan perkembangan IPTEK ke dalam Model atau Metode Pembelajaran

f.      Mengadakan Bimbingan dan Teknis kepada Guru terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan Perencanaan pembelajaran yang sesuai.

g.    Menawarkan Model pembelajarn yang membebaskan dari belenggu contohnya Model Pembelajaran Blended learning, Project Based learning, Discovery Learning dan lain-lain.

h.    Menyesuaiakan Perencanaan Pembelajaran dengan karakteristik dan gaya belajar peserta didik

 

  1. Sebagai seorang guru, mengapa kita perlu melepaskan diri dari ‘belenggu’ praktik-praktik Pendidikan yang belum memerdekakan peserta didik?

Karena sesuai dengan kebutuhan pembelajarn abad-21, dimana peserta didik harus menguasai kompetensi 4C. Kompetensi abad-21 antara lain, berpikir kritis, berpikir kreatif, kolaboratif dan komunikatif.

Serta mengembalikan Asas Pendidikan (Panca Dharma Pendidikan) peserta didik meliputi :

a.     Asas kemerdekaan

b.    Kebudayaan

c.     Kebangsaan

d.    Kemanusiaan

e.     Kodrat Alam.

  1. Bagaimana melepaskan diri dari ‘belenggu’ praktik-praktik Pendidikan yang belum memerdekakan peserta didik?

a.     Mengikuti Bimbingan dan Teknis kepada Guru terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan Perencanaan pembelajaran yang sesuai.

b.    Menerapkan Model pembelajarn yang membebaskan dari belenggu contohnya Model Pembelajaran Blended learning, Project Based learning, Discovery Learning dan lain-lain.

c.     Guru merefleksikan diri dan mengikuti Workshop dan IHT

d.    Analisis karakter peserta didikdi awal semester

 

Senin, 25 Maret 2013

Kamis, 14 Februari 2013

Makalah Air dan Polusi Air


1.LATAR BELAKANG


Air merupakan komponen utama kehidupan, tanpa air tak akan ada makhluk hidup yang mampu bertahan di muka bumi. Air digunakan untuk minum guna mengganti cairan tubuh yang hilang akibat penguapan. Tidak hanya itu, bagi manusia air digunakan dalam berbagai sektor kehidupan, misalnya ; pertanian, perikanan, peternakan, bahkan dalam dunia industri. Dalam kehidupan sehari-hari air juga mengambil peranan pokok. Contohnya untuk minum, memasak, mencuci, mandi, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Di daerah perbatasan antara Demak dan Grobogan ada banyak sumur yang jika dilihat kasat mata airnya nampak begitu jernih, tapi bila air itu digunakan untuk mencuci, air tersebut sulit berbusa sehingga menghabiskan banyak sabun, dan jika air tersebut digunakan untuk memasak, bisa menyebabkan penebalan pada ketel. Tentu hal ini sangat merugikan warga setempat.Untuk itu, makalah ini akan membahas masalah yang di alami masyarakat perbatasan Demak – Grobogan, khususnya dalam masalah ” air ”

2. TUJUAN


Berdasarkan latar belakang di atas, maka tulisan ini secara umum bertujuan untuk mengupas mengenai pencemaran air.  Dan secara khusus, akan dibahas tentang air sadah, jenis-jenis,  dampak dan penganggulangannya .


  1. MANFAAT
Penulisan ini kiranya dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang air, polusi air, air sadah, sumber, dampak dan penanggulangannya, terutama bagi kita semua yang
sangat membutuhkan air yang aman, bersih dan sehat.


A. 1.  Pengertian Polusi Air
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga
didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran
lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek
operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh,
melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti
pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara.
Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat,, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat
diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek
penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat
berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur
pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin,
misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam,
atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi
hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan
aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi
batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar
(kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun
1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus
memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang
dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri
dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam
PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001). Air yang aman adalah air yang sesuai dengan
kriteria bagi peruntukan air tersebut. Misalnya criteria air yang dapat diminum secara
langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat
digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air kualitas C untuk keperluan
perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha
perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air.
2. Sifat-sifat Air Terpolusi
Sifat-sifat air terpolusi :
1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
2. Suhu
3. Warna, bau dan rasa
4. Jumlah padatan
5. Nilai BOD (biochemical oxygen demand)/COD (chemical oxygen demand)
6. Pencemaran mikroorganisme patogen
7. Kandungan minyak
8. Kandungan logam berat
9. Kandungan bahan radio aktif

3. Komponen Pencemaran Air
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat
kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke
badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang biasa digunakan di
pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa digunakan di rumah tangga atau
PCBs yang biasa digunakan pada alat-alat elektronik.
Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen
pencemaran air turut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana
(1995), komponen pencemaran air yang berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman)
dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:
1. padat 4. cairan berminyak
2. organic dan olahan bahan makanan 5. berupa panas
3. anorganik 6. zat kimia
3.1.1. Bahan buangan padat
Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang berbentuk
padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang
ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun
pembentukan koloidal.
Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan
atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan
warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan berwarna gelap akan mengurangi
penetrasi sinar matahari ke dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air akan
terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan organisme
dalam air juga terganggu.
Terjadinya endapan di dasar perairan akan sangat mengganggu kehidupan
organisme dalam air, karena endapan akan menutup permukaan dasar air yang mungkin
mengandung telur ikan sehingga tidak dapat menetas. Selain itu, endapan juga dapat
menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta menghalangi datangnya sinar matahari.
Pembentukan koloidal terjadi bila buangan tersebut berbentuk halus, sehinggasebagian ada yang larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang sehingga air menjadi
keruh. Kekeruhan ini juga menghalangi penetrasi sinar matahari, sehingga menghambat
fotosintesa dan berkurangnya kadar oksigen dalam air.
3.1.2. Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan
populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup
kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri
pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk buangan olahan bahan
makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan organic yang baunya lebih
menyengat. Umumnya buangan olahan makanan mengandung protein dan gugus amin,
maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau
busuk (misal. NH3). 13
3.1.3. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya
adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag
melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium
(Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.
Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat
dari besi melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan endapan atau kerak
pada peralatan.
Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun sepertiPb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya
bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.
3.1.4. Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung
menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile,
maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air
akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan
minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi
membutuhkan waktu yang lama.
Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme dalam air. Ini
disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi oksigen dari udara ke dalam air,
sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Juga lapisan tersebut akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga fotosintesapun terganggu. Selain itu,
burungpun ikut terganggu, karena bulunya jadi lengket, tidak dapat mengembang lagi
akibat kena minyak.
3.1.5. Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan
atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan
14
hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi
kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun
harus dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke perairan
harus memperhatikan hal ini.
3.1.6. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar air ini
akan dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif
a. Sabun
Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen, sampo dan bahan
pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan timbulnya buih-buih
sabun pada permukaan air. Sebenarnya ada perbedaan antara sabun dan deterjen serta
bahan pembersih lainnya. Sabun berasal dari asam lemak (stearat, palmitat atau oleat) yang
direaksikan dengan basa Na(OH) atau K(OH), berdasarkan reaksi kimia berikut ini :
C17H35COOH + Na(OH) C17H35COONa + H2O
Asam stearat basa sabun
Sabun natron (sabun keras) adalah garam natrium asam lemak seperti pada contoh
reaksi di atas. Sedangkan sabun lunak adalah garam kalium asam lemak yang diperoleh
dari reaksi asam lemak dengan basa K(OH). Sabun lemak diberi pewarna yang menarik
dan pewangi (parfum) yang enak serta bahan antiseptic seperti pada sabun mandi.
Beberapa sifat sabun antara lain adalah sebagai berikut :
a. Larutan sabun mempunyai sifat membersihkan karena dapat mengemulsikan
kotoran yang melekat pada badan atau pakaian
b. Sabun dengan air sadah tidak dapat membentuk busa, tapi akan membentuk
endapan (C17H35COO)2Ca) dengan reaksi:
2 (C17H35COONa) + CaSO4 (C17H35COO)2Ca + Na2SO4
15
c. Larutan sabun bereaksi basa karena terjadi hidrolisis sebagian.
Sedangkan deterjen adalah juga bahan pembersih sepeti halnya sabun, akan tetapi
dibuat dari senyawa petrokimia. Deterjen mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
sabun, karena dapat bekerja pada air sadah. Bahan deterjen yang umum digunakan adalah
dedocylbenzensulfonat. Deterjen dalam air akan mengalami ionisassi membentuk
komponen bipolar aktif yang akan mengikat ion Ca dan/atau ion Mg pada air sadah.
Komponen bipolar aktif terbentuk pada ujung dodecylbenzen-sulfonat. Untuk dapat
membersihkan kotoran dengan baik, deterjen diberi bahan pembentuk yang bersifat alkalis.
Contoh bahan pembentuk yang bersifat alkalis adalah natrium tripoliposfat.
Bahan buangan berupa sabun dan deterjen di dalam air lingkungan akan
mengganggu karena alasan berikut :
a. Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat menggangg kehidupan
organisme di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan
menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11
b. Bahan antiseptic yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu
kehidupan mikro organisme di dalam air, bahkan dapat mematikan
c. Ada sebagian bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi)
oleh mikro organisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah barang tentu
akan merugikan lingkungan. Namun akhir-akhir ini mulai banyak digunakan
bahan sabun/deterjen yang dapat didegradsi oleh mikroorganisme
b. Bahan pemberantas Hama
Pemakaian bahan pemberantas hama (insektisida) pada lahan pertanian seringkali
mekiputi daerah yang sangat luas, sehingga sisa insektisida pada daerah pertanian tersebut
cukup banyak. Sisa bahan insektisida tersebut dapat sampai ke air lingkungan melalui
pengairan sawah, melalui hujan yang jatuh pada daerah pertanian kemudian mengalir ke
sungai atau danau di sekitarnya. Seperti halnya pada pencemaran udara, semua jenis bahan
insektisida bersifat racun apabila sampai kedalam air lingkungan.
Bahan insektisida dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun
biasanya hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Waktu degradasi oleh
mikroorganisme berselang antara beberapa minggu sampai dengan beberapa tahun. Bahan
16
insektisida seringkali dicampur dengan senyawa minyak bumi sehingga air yang terkena
bahan buangan pemberantas hama ini permukaannya akan tertutup lapisan minyak
c. Zat Warna Kimia
Zat warna dipakai hampir pada semua industri. Tanpa memakai zat warna, hasil
atau produk industri tidak menarik. Oleh karena itu hampir semua produk
memanfaatkannya agar produk itu dapat dipasarkan dengan mudah.
Pada dasarnya semua zat warna adalah racun bagi tubuh manusia. Oleh karena itu
pencemaran zat warna ke air lingkungan perlu mendapat perhatian sunggh-sungguh agar
tidak sampai masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum. Ada zat warna tertentu
yang relatif aman bagi manusia, yaitu zat warna yang digunakan pada industri bahan
makanan dan minuman, industri farmasi/obat-obatan.
Zat warna tersusun dari chromogen dan auxochrome. Chromogen merupakan
senyawa aromatic yang berisi chromopore, yaitu zat pemberi warna yang berasal dari
radikal kimia, misal kelompok nitroso (-NO), kelompok azo (-N=N-), kelompok etilen
(>C=C<) dan lain lain. Macam-macam warna dapat diperoleh dari penggabungan radikal
kimia tersebut di atas dengan senyawa lain. Sedangkan auxochrome adalah radikal yang
memudahkan terjadinya pelarutan, sehingga zat warna dapat mudah meresap dengan baik
ke dalam bahan yang akan diberi warna. Contoh auxochrome adalah –COOH atau –SO3H
atau kelompok pembentuk garam –NH2 atau –OH.
Zat warna dapat pula diperoleh dari senyawa anorganik dan mineral alam yang
disebut dengan pigmen. Ada pula bahan tambahan yang digunakan sesuai dengan
fungsinya, misalnya bahan pembentuk lapisan film (misal, bahan vernis, emulsi lateks),
bahan pengencer (misal, terpentin, naftalen), bahan pengering (missal, Co, Mn, naftalen),
bahan anti mengelupas (missal, polihidroksi fenol) dan bahan pembentuk elastic (misal,
minyak).
Berdasarkan bahan susunan zat warna dan bahan-bahan yang ditambahkan, dapat
dimengerti bahwa hampir semua zat warna kimia adalah racun. Apabila masuk ke dalam
tubuh manusia dapat bersifat cocarcinogenik, yaitu merangsang tumbuhnya kanker. Oleh
sebab itu, pembuangan zat kimia ke air lingkungan sangatlah berbahaya. Selain sifatnya
racun, zat warna kimia juga akan mempengaruhi kandungan oksigen dalam air
17
mempengaruhi pH air lingkungan, yang menjadikan gangguan bagi mikroorganisme dan
hewan air.
d. Zat radioaktif
Tidak tertutup kemungkanan adanya pembuangan sisa zat radioaktif ke air
lingkungan secara langsung. Ini dimungkinkan karena aplikasi teknologi nuklir yang
menggunakan zat radioaktif pada berbagai bidang sudah banyak dikembangkan, sebagai
contoh adalah aplikasi teknologinuklir pada bidang pertanian, kedokteran, farmasi dan lain
lain. Adanya zat radioaktif dalam air lingkungan jelas sangat membahayakan bagi
lingkungan dan manusia. Zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan biologis baik
melalui efek langsung atau efek tertunda.
4. Penanganan Air Buangan
  • Proses penanganan primer
a. Penyaringan
b. Pengendapan dan pemisahan
c. Pemidahan endapan
  • Proses penanganan sekunder
a. Penyaringan trikel
b. Lumpur aktif
  • Proses penanganan tersier
a. Adsorbsi
b. Elektrodoalisis
c. Osmosis berlawanan
Contoh tahap proses penanganan air buangan :
  1. Penanganan primer, yaitu membuang bahan-bahan padatan yang mengendap atau mengapung.
  2. Penaganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologis.
  3. Pengendapan, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan padatan tersuspensi.
  4. Adsorbsi, yaitu bahan-bahan organik terlarut.
  5. Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsetrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi air semula, sebelum digunakan.
  6. Khloranisasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.


B. 1. AIR SADAH
Pernahkah anda memperhatikan dasar ketel yang selalu anda gunakan untuk memasak air? Semakin lama dasar ketel tersebut akan semakin tebal. Mengapa? Kerak yang terbentuk pada dasar ketel akan menyebabkan penghantaran panas terhambat, sehingga untuk memanaskan air akan membutukan pemanasan yang lebih lama.
Kerak yang terbentuk pada dasar ketel disebabkan oleh air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. Air sadah bukan merupakan air yang berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.




2. DAMPAK

Walaupun tidak berbahaya, ternyata air sadah dapat menyebabkan beberapa kerugian, antara lain :

Sabun menjadi kurang berbuih. Hal ini terjadi karena ion Ca2+ atau Mg2+ dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan.
Ca2+ (aq)  +  2RCOONa (aq)  –>  Ca(RCOO)2 (s)  +   2Na+ (aq)
Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran menjadi kurang atau bahkan tidak efektif. Sabun akan berbuih kembali setelah semua ion Ca2+ atau Mg2+ yang terdapat dalam air mengendap. Lain halnya dengan detergen, detergen tidak bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ sehingga detergen tidak terpengaruh oleh air sadah.
Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersebut akan meledak.
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
3. JENIS- JENIS AIR SADAH
1. Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq)  –>  CaCO3 (s)  +  H2O (l)  +  CO2 (g)
2. Air sadah tetap
 Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.
CaCl2 (aq)  +  Na2CO3 (aq)  –>  CaCO3 (s)  +  2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq)  +  K2CO3 (aq)  –>  MgCO3 (s)  + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.

Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan zat-zat sebagai berikut :
4. CARA MENANGGULANGI KESADAHAN
1. Resin pengikat kation dan anion.
Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.
2. Zeolit
Untuk memperoleh zeolit alam Lampung dengan komposisi kimia didominasioleh kation Na+ dilakukan proses pemanasan, prosedurnya adalah:
1. Serpihan zeolit diayak dengan siever berukuran kurang lebih 20-30 mesh,untuk memperoleh butiran zeolit berukuran seragam.
2. Timbang zeolit yang telah diayak masingmasing 800 gr
3. Siapkan larutan garam NaCl 3 M sebanyak 1600 ml, sesuai dengan perbandingan solid :liquid (zeolit : larutan garam ) yaitu 1: 2 [gr : ml]
4. Bahan-bahan yang telah disiapkan, dipanaskan pada temperatur yang diusahakan konstan 100oC selama 4 jam, disertai dengan pengadukan.
5. Setelah 4 jam, tuang zeolit yang telah dipanaskan ke corong-corong yang dilapisikertas saring. Penyaringan dilakukan secara gravimetric.
6. Kemudian bilas dengan aquades. Pembilasan dilakukan sampai air bilasan yang terakhir menetes dari mulut corong terbukti bebas ion Cl-, menggunakan indikator AgNO3.
7. pengeringan sampel yang telah bebas ion Cldi urnace pada temperatur 110oC selama 2
jam.
8. Sampel siap digunakan sebagai unggun filtrasi.

Pelaksanaan Penelitian

Kesadahan air dibuat dengan melarutkan CaCl2 sebanyak 120 gram ke dalam air 100 liter. Dalam air CaCl2 akan terionisasi Menjadi Ca2+ dan Cl-. Ion Ca2+ inilah yang akan dikurangi konsentrasinya dalam air keluaran. Dengan laju alir tetap sebesar 30 lt/jam,
ketinggian unggun zeolit 20-30 mesh Divariasikan 5 cm, 10 cm, 15 cm. Selama 1 jam
air sadah dialirkan dan setiap 10 menit diambil sampelnya untuk dianalisa dengan AAS di Lab. TEL Jurusan TGP UI. Dalam penelitian ini tidak dilakukan regenerasi zeolit.
Pertukaran ion dapat dituliskan sebagai berikut:

NaZ + CaCl2 CaZ + 2 NaCl
NaZ = Natrium -Zeolit
CaZ = Calsium –Zeolit

Proses pertukaran ion berlangsung secara kontinyu dengan model aliran upflow
(dari atas ke bawah).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurva terobosan

Bentuk khas hasil adsorbsi dengan menggunakan unggun tetap beraliran kntinyu
adalah berupa kurva terobosan. Kurva terobosan adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi adsorbat keluaran kolom adsorbsi terhadap waktu adsorbsi. Waktu adsorbsi disini adalah waktu yang diukur pada interval tertentu selama terjadinya kontak antara adorbat dengan zeolit yang berlangsung secara kontinyu. Kurva terobosan adsorbsi ion Ca2+ hasil penelitian dapat dilihat pada gambar 1
Gambar 1.
Kurva terobosan ion Ca

Dari gambar di atas nampak perbedaan kurva penyerapan ion Ca2+. Proses adsorbsi yang
paling baik terjadi pada zeolit dengan unggun 15
cm yang mencapai 200 ppm. Zeolit dengan
unggun 10 cm mencapai 300 ppm, sedangkan
zeolit dengan unggun 5 cm hanya mencapai 500
ppm. Dari sini terlihat semakin tinggi unggun
zeolit makin rendah konsentrasi ion Ca2+. Akan
tetapi laju peningkatan ion Ca2+ yang terendah
adalah zeolit dengan unggun 10 cm. Seharusnya
laju peningkatan yang terendah terjadi pada
unggun zeolit 15 cm. Hal ini dapat terjadi
disebabkan oleh perubahan laju alir ketika
mengoperasikan percobaan pada unggun zeolit
15 cm, dimana laju alir telah berkurang karena
jumlah air pada raw water berkurang sehingga
tekanan airnya juga berkurang.
Dalam literature tentang adsorbsi
(Sundstrom,1979), konsentrasi suatu spesi yang
diadsorb dalam effluent selama beberapa waktu
pertama menunjukkan kecenderungan konstan.
Setelah unggun mulai jenuh barulah konsentrasi
spesi tersebut meningkat tajam. Pada kondisi ini
kurva yang terjadi berbentuk huruf S. titik
dimana konsentrasi dalam effluent mulai
meningkat disebut titik tembus (break point)
sedangkan kurvanya dinamakan kurva terobosan
(breakthrough curve). Dalam percobaan ini
terjadi kurva terobosan titik tembusnya.
Dari fenomena yang ada, dalam
penelitian ini adsorbsi yang terjadi adalah
adsorbsi fisika di mana ion Ca2+ yang telah
teradsorb dapat mengikat ion Na+. Dengan
demikian terjadi pertukaran ion antara ion Na+
dari zeolit dan ion Ca2+ dari air.

Kapasitas Adsorbsi ion Ca terhadap
waktu adsorbsi

Dari hasil kurva terobosan yang terbentuk pada gambar 1 dibuat suatu grafik
yang menyatakan hubungan antara jumlah adsorbat yang terasorbsi (q) oleh zeolit terhadap waktu adsorbsi.
Grafik hubungan q vs t untuk adsorbsi
ion Ca2+ menggunakan zeolit disajikan dalam,gambar 2.  
Biru = Unggun zeolit 5 cm
Pink = unggun 10 cm
Kuning = unggun 15 cm
Gambar 2. Kapasitas adsorbsi ion Ca pada zeolit.

Dari gambar 2 terlihat pada kurva
semakin lama semakin meningkat. Seharusnya
kapasitas adsorbsi pada rentang waktu tertentu
awalnya meningkat dan selanjutnya mencapai
kesetimbangan (konstan). Hal ini disebabkan
pengambilan sampel didasarkan pada waktu
selama 60 menit sehingga tidak dapat diketahui
sampai seberapa lama kondisi unggun akan
jenuh. Akan tetapi dari hasil kurva terobosan
dapat dilihat perkiraan kondisi unggun yang
mencapai kejenuhan. Perbedaan ini disebabkan
pada perhitungan kapasitas adsorbsi
menggunakan satuan mg ion Ca/gr zeolit.
Berdasarkan hal tersebut maka dimungkinkan
untuk unggun 5 cm dengan berat 300 gram
memiliki kapasitas terbesar zeolit dengan unggun
15 cm dengan berat 900 gram memiliki kapasitas
adsorbsi terkecil.

Hasil perhitungan kapasitas adsorbsi pada ketiga
jenis unggun zeolit disajikan dalam tabel berikut.
kapasitas absorbsi ion Ca pada Zeolit






Zeolit
C* (mg / lt)
q * (mg ion Ca / gr Zeolit)

unggun 5 cm
600
10,83

900
43,33

1200
105,83

1300
193,33

unggun 10 cm
600
6,25

900
22,5

1100
50,83

1200
91,25

unggun 15 cm
500
3,61

800
13,33

1000
30,56

1100
55,28



PENGHILANGAN KESADAHAN AIR YANG MENGANDUNG ION
Ca2+ DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG
SEBAGAI PENUKAR KATION
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada rentang waktu tertentu anda harus menggantinya.









KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan, diantaranya :
Ø  Air adalah
Ø  Polusi Air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya.
Ø  Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. Air sadah bukan merupakan air yang berbahaya, karena memang ion-ion tersebut dapat larut dalam air. Akan tetapi dengan kadar Ca2+ yang tinggi akan menyebabkan air menjadi keruh.
Ø  Air sadah dapat mengakibatkan sabun menjadi sulit berbuih dan kerak di dasar ketel.
Ø  Air sadah dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.
Ø  Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan, sedangkan kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan penggunaan resin pengikat kation dan anion serta penggunaan zeolit.