TUGAS
I EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA
Nama : KHOERU ANNISA
NIM : 4301409013
Rombel : 2
1.
Apakah
yang dimaksud dengan Teknik Evaluasi ?
Teknik
Evaluasi adalah cara
yang dilakukan untuk melakukaan evaluasi atau alat/ instrument yang digunakan
evaluator dalam proses evaluasi. Teknik evaluasi ini digunakan untuk
mempermudah seseorng untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih
efektif dan efisien.
Untuk evaluasi pendidikan yang termasuk
di dalamnya adalah evaluasi terhadap
program pendidikan suatu lembaga, tujuan, sarana, efektifitas, kurikulum dan
lain-lainnya bisa dilakukan dengan teknik evaluasi program. Model evaluasi
program diantaranya adalah CIPP, Stake, Discrepancy, Scriven, Goal Oriented
Evaluation dan Goal Free Evaluation. Sebagai contoh adalah Model
CIPP (Context, Input, Process dan Product) yang bertitik tolak pada
pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program
dan peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu
sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja dari berbagai
dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu sehingga dapat diketahui
kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi.
Sedangkan untuk evaluasi
pembelajaran ada dua teknik yang sering digunakan untuk mengukur hasil belajar
yaitu dengan tes dan nontes.
2.
Jelaskan
mengenai teknik tes dan nontes ?
a)
Teknik
Tes
Merupakan salah satu teknik evaluasi yang berisi
serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu dapat
tercapai. Tes merupakan penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu
atau keseluruhan usaha evaluasi program, dimana apat dijadikan suatu alat
pengumpul informasi dan bersifat lebih resmi Karena penuh dengan
batasan-batasan. Evaluasi di sekolah, khususnya tes mempunyai fungsi sebagai
alat untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.
Sebagai salah satu alat untuk mengkuantifikasi
sampel perilaku, maka para ahli memberikan berbagai macam klasifikasi tes yang
berbeda tergantung perspektif sang ahli tersebut. Klasifikasi tes yang lengkap
disampaikan oleh Anas Sudijono yang mengklasifikasikan tes berdasarkan
perspektif tertentu.
1. Berdasarkan fungsi sebagai alat
ukur perkembangan :
a) tes seleksi
b) tes awal
c) tes akhir
d) tes diagnostic, merupakan test
yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan
kelemahan tersebut dapat dilakukan perlakuan yang tepat.
e) tes formatif, dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program.
f) tes sumatif, tes yang
dilaksanakan setelah berakhirnya pembeian sebuah program yang nantinya dapat
digunakan untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidak menerima program
berikutnya.
2. Berdasarkan aspek psikis yang
ingin dinilai, :
a) tes intelegensi
b) tes kemampuan
c) tes sikap (attitude test)
d) tes kepribadian (Personality
test)
e) tes hasil belajar
3. Berdasarkan banyaknya orang yang
mengikuti :
a)
tes
individu
b)
tes
kelompok
4. berdasarkan waktu yang disediakan
:
a) power
test
b) speed
test.
5. Berdasarkan cara merespon:
a) tes verbal
b) tes non verbal
6. Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan
:
a) tes tertulis, Tes tertulis bisa
dalam bentuk pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, jawaban singkat, dan
uraian bebas.
b) tes lisan
Teknik yang
bisa digunakan dalam tes adalah tes lisan, tes unjuk kerja, tes tertulis dan
portofolio.
b)
Teknik
Nontes
Merupakan salah satu
teknik evaluasi yang bersifat nontes, meliputi :
1) Skala
Bertingkat (Rating Scale)
Menggambarkan suatu
nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil petimbangan, biasanya
angka-angka yang digunakan diterakan pada skala dengan jarak yang sama, secara
bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi, sehingga dinamakan skala
bertingkat.
2) Kuesioner
(Questionare)
Sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
Berdasarkan siapa yang menjawab, terdapat kuesioner langsung dan tidak
langsung. Sedangkan berdasarkan cara menjawab, terdapat kuesioner terbuka dan
tertutup.
3) Daftar-cocok
(Check-List)
deretan pertanyaan
(umumnya singkat-singkat) dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan
tanda cocok ( √ ) ditempat yang sudah
disediakan.
4) Wawancara
(Interview)
Cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak.
Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini tidak diberi kesempatan sama
sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek
evaluasi. Ada dua macam wawancara yaitu bebs dan terpimpin.
5) Pengamatan
(Observasi)
Merupakan salah satu bentuk teknik nontes
yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap
objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk
melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang
terjadi pada keadaan sebenarnya. Ada tiga macam observasi, yaitu partisipan,
sistemik dan eksperimental.
6) Riwayat
Hidup
Gambaran tentang
keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
3.
Bandingkan
antara tes uraian dan tes obyektif ?
a)
Tes
Uraian
1)
Pengertian
Tes ini
pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah sejenis tes
kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian
kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya adalah dengan kata-kata seperti;
uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Soal-soal uraian ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir,
menginterpretasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes ini menuntut siswa untuk
dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai
daya kreatifitas tinggi. Soal uraian biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya
sekitar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90 s.d 120 menit.
2)
Kelebihan-kelebihan
1. Mudah disiapkan
dan disusun.
2. Tidak
memberikan banyak kesempatan untuk berspekulas atau untung-untungan.
3. Mendorong siswa
untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang
bagus.
4. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan
caranya sendiri.
5. Dapat
mengetahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.
3)
Kelemahan-kelemahan
1. Kadar validitas dan reabilitas
rendah karena sukar diketahui segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul
telah dikuasai.
2.
Kurang
refresentatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites
karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas).
3.
Cara
memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif.
4.
Pemeriksaannya
lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak
dari penilai.
5.
Waktu untuk
koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
4)
Petunjuk
Penyusunan
Dalam penyusunan tes subjektif , maka harus diperhatikan
beberapa hal berikut.
1. Hendaknya soal-
soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang di teskan, dan kalau
mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif.
2. Hendaknya soal
tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.
3. Pada waktu
menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta
pedoman penilaiannya.
4. Hendaknya diusahakan
agar pertanyaannya bervariasi antara ”jelaskan”, ”bagaimana”, ”mengapa”,
”seberapa jauh”, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan siswa terhadap
bahan.
5. Hendaknya
rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba.
6. Hendaknya
ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk ini
pertanyaan tidak boleh terlal umum, tapi harus spesifik.
5)
Penggunaan
Tes bentuk uraian digunakan apabila:
1. Kelompok yang
akan dites kecil, dan tes itu tidak akan dilakukan berulang-ulang.
2. Tester(guru)
ingin menggunakan berbagai cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bentuk
tertulis.
3. Guru ingin
mengetahui lebih banyak tentang sikap-sikap siswa dari pada hasil yang telah
dicapai.
4. Memiliki waktu
yang cukup untuk menyusun tes.
6)
Contoh
Soal
Jelaskan perbedaan
antara padatan, cairan, dan gas !
b)
Tes
Obyektif
1) Pengertian
Tes objektif adalah tes yang dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. hal ini memang dilakukan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai (uraian). Dalam penggunaan
tes objektif ini jumlah soal yag diajukan jauh lebih banyak dari tes
uraian. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat
diberikan 30-40 buah soal.
2) Kelebihan-kelebihan
1. Mengandung
lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih refresentatif mewakili isi
dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya
unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
2. Lebih mudah dan
lebih cepat memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan
alat-alat hasil kemajuan teknologi.
3. Pemeriksaannya
dapat diserahkan pada orang lain.
4. Dalam
pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
3) Kelemahan-kelemahan
1.
Persiapan untuk
menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus
teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
2.
Soal-soalnya
cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja, dan
sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
3.
Banyak
kesempatan untuk main untung-untungan.
4.
Kerja sama
antar siswa pada mengerjakan soal tes lebih terbuka.
Cara mengatasi kelemahan tes objektif :
1. Kesulitan
menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus
menerus hingga betul-betul mahir.
2. Menggunakan
tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua.
3. Menggunakan
norma (standar) penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan (guessing) yang
bersifat spekulatif.
4) Penggolongan
i.
Tes Benar-Salah (True-False Test)
Soal-soalnya
berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan
ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas menandai masing-masing pernyataan
itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan
melingkari huruf S jika pernyataanya salah.
Bentuk tes
benar-salah ada 2 macam (dilihat dari segi mengerjakan/menjawab soal), yakni:
-
Dengan
pembetulan (with corection) yaitu siswa diminta membetulkan jika ia
memilih jawaban yang salah.
-
Tanpa
pembetulan (without correction) yaitu siswa hanya diminta melingkari huruf B
atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.
a)
Kelebihan
ü Dapat mencakup
bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena biasanya
pertanyaan-pertanyaannya singkat saja.
ü Mudah
menyusunnya.
ü Dapat digunakan
berkali-kali.
ü Dapat dilihat
secara cepat dan objektif.Petunjuk cara mengerjakannya mudah dimengerti.
b)
Kelemahan
ü Sering
membingungkan.
ü Mudah
ditebak/diduga.
ü Banyak masalah
yang tidak dapat dinyatakn hanya dengan dua kemungkinan benar atau salah.
ü Hanya dapat
mengungkap daya ingatan dan pengenalan kembali.
c)
Petunjuk Penyusunan
Dalam
penyusunan tes benar-salah, maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
ü Tulislah huruf
B-S pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah
mengerjakan atau menilai (scoring).
ü Usahakan agar
jumlah butir soal yang harus ijaab B sama dengan butir soal yang harus dijawab
S. Dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya:
B-S-B-S-B-S atau SS-BB-SS-BB-SS.
ü Hindari item yang masih bisa diperdebatkan. Contoh:B-S.
Kekayaan lebih penting dari pada kepandaian
ü Hindari
pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.
ü Hindari
kata-kata yang menunjukkan kecenderungan memberi saran seperti yang dikehendaki
oleh item yang bersangkutan, misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah,
dan sebagainya.
d)
Contoh Soal
B-S.
Hidrogen Klorida tergolong senyawa ion.
ii.
Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice
Test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan
atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk
melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan . Atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem)
dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative (options). Kemungkinan jawaban
(option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dari beberapa
pengecoh (distractor).
a)
Penggunaan
Tes bentuk pilihan ganda (PG) ini merupaka bentuk tes
objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat
dicakup. Bentuk soal yang digunakan biasa dalam bentuk beberapa variasi,
diantaranya yaitu:
1. Pilihan ganda
biasa
2. Hubungan antar
hal (pernyataan-sebab-pernyataan)
3. Kasus (dapat
muncul dalam berbagai bentuk)
4. Diagram,
gambar, tabel, dan sebagainya
5. Asosiasi
b)
Petunjuk Penyusunan
Pada dasarnya, soal bentuk pilihan ganda ini adalah
bentuk soal bentuk benar-salah juga, tetapi dalam bentuk jamak. Tercoba
(testee) diminta membenarkan atau menyalahkan setiap stem dengan tiap
pilihan jawaban. Kebanyakan jawaban itu biasanya sebanyak tiga atau empat buah,
tapi adakalanya dapat juga lebih banyak (untuk tes yan diolah dengan komputer
banyaknya option diusahakan 4 buah).
Cara memilih jawaban dapat dilakukan dengan
jalan:
ü Mencoret kemungkinan jawaban yang tidak benar.
ü Memberi garis bawah pada jawaban
yang benar (dianggap benar).
ü Melingkari atau memberi tanda
kurung pada huruf didepan jawaban yang dianggap benar. Yang sering kita temui
adalah melingkari huruf didepan jawaban yang dianggap benar.
ü Membubuhkan
tanda kali (x) atau (+) didalam kotak atau tanda kurung didepan jawaban yang
telah disediakan.
ü Menuliskan
jawaban ditempat yang telah disediakan.
c)
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Instruksi pengerjaan harus jelas,
dan bila dipandang perlu baik disertai contoh mengerjakannya.
2.
Dalam multiple choice test hanya ada
satu jawaban yang benar. Jadi tidak mengenal tingkatan-tingkatan
benar, misalnya benar nomor satu, benar nomor dua dan sebagainya.
3.
Kalimat
pokoknya hendaknya mencakup dan sesuai dengan rangakain mana pun yang dapat
dipilih.
4.
Kalimat pada
butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
5.
Usahakan
menghindarkan penggunaan bentuk negatif dalam kalimat pokoknya.
6.
Kalimat pokok
dalam setiap butir soal, hendaknya tidak tergantung pada butir-butir lain.
7.
Gunakan
kata-kata: ”manakah jawaban paling baik”, ”pilihlah satu yang pasti lebih baik
dari yang lain”, bilamana terdapat lebih dari satu jawaban yang benar.
8.
Jangan membuang
bagian pertama dari suatu kalimat.
9.
Dilihat dari
segi bahasanya, butir-butir soal jangan terlalu sukar.
10. Tiap butir soal
hendaknya hanya mengandung satu ide, meskipun ide tersebut kompleks.
11. Bila dapat
disusun urutan logis antar pilihan-pilihan, urutkanlah (misalnya: urutan tahun,
urutan alfabet, dan sebagainya).
12. Susunlah agar
jawaban manapun mempunyai kesesuaian tata bahasa dengan kalimat pokoknya.
13. Alternatif yang
disajikan hendaknya agak seragam dalam panjangnya, sifat uraiannya maupun taraf
teknis.
14. Alternatif-alternatif
yang disajikan hendaknya agak bersifat homogen mengenai isi dan bentuknya.
15. Buatlah jumlah
alternatif pilihan ganda sebanyak empat. Bilamana terdapat kesukaran, buatlah
pilihan-pilihan tambahanuntuk mencapai jumlah empat tersebut pilihan-pilihan
tambahan hendaknyajangan terlalu gampang diterka karena bentuk atau isi.
16. Hindarkan
pengulangan kata pada kalimat pokok di alternatif-alternatifnya, karena anak
cenderung akan memilih alternatif yang mengandung pengulangan tersebut. Hal ini
disebabkan karena dapat diduga itulah jawaban yang benar.
17. Hindarkan
menggunakan susunan kalimat dalam buku pelajaran. Karena yang terungkap mungkin
bukan pengertiannya melainkan hafalannya.
18. Alternatif-alternatif
hendaknya jangan tumpang-tindih, jangan inklusif, dan jangan sinonim.
19. Jangan gunakan
kata-kata indikator seperti selalu, kadang-kadang, dan pada umumnya.
d)
Contoh Soal
Sistem
periodic Mendeleev disusun berdasarkan . . .
a. Kofigurasi electron d. massa atom relative
dan kesamaan sifat
b.
Massa atom relative e. nomor atom dan
kesamaan sifat
c.
Nomor atom
iii.
Tes Menjodohkan (Matching Test)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah
mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan.
Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.
Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.
Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai
atau cocok dengan pertanyaannya.
a)
Kelebihan
1. Pembuatannya
mudah.
2. Dapat dinilai
dengan mudah, cepat dan objektif.
3. Apabila tes
jenis ini dibuat dengan baik, maka faktor penebak praktis dapat dihilangkan.
4. Tes jenis ini
sangat berguna untuk menilai berbagai hal, misalnya:
- antara problem dan
penyelesaiannya
- antara teori dan penemunya
- antara sebab dan akibatnya
- antara singkatan dan kata-kata
lengkapnya
- antara istilah dan definisinya
b)
Kelemahan
1. Cenderung lebih
banyak mengungkap aspek hafalan atau daya ingat saja.
2. Karena mudah
disusun, maka tes ini seringkali dijadikan pelarian bagi pengajar untuk
dipergunakan kalau pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk
lain.
3. Karena jawaban
yang pendek-pendek, maka jenis ini kurang baik untuk mengevaluasi pengertian
dan kemampuan membuat tafsiran (interpretasi).
4. Tanpa
disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap atau masuk hal-hal yang
sebenarnya kurang perlu untuk diujikan.
c)
Petunjuk Penyusunan
Petunjuk-petunjuk yang perlu
diperhatikan dalam membentuk matching test ini dapat pula dipandang sebagai multiple
choice berganda.yusun test bentuk matching adalah:
1. Seri pertanyaan-pertanyaan dalam
matching test hendaknya tidak lebih dari sepuluh soal (item). Sebab
pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu akan membingungkan murid. Juga
kemungkinan akan mengurangi homogenitas antara item-item itu. Jika itemnya
cukup banyak, lebih baik dijadikan dua seri.
2. Jumlah jawaban yang harus dipilih,
harus lebih banyak dari jumlah soal (kurang lebih 1½ kali). Dengan demikian
murid dihadapkan kepada banyak pilihan , yang semuanya mempunyai kemungkian
benarnya, sehingga murid terpaksa lebih mempergunakan pikirannya.
3. Antara item-item yang tergabung
dalam satu seri matching test harus merupakan pengertian-pengertian yang
homogen.
d)
Contoh Soal
Jodohkan
senyawa-senyawa di awah ini dengan bentuk geometrinya !
1. H2O a.
piramida
2. NH3 b.
bengkok
3. BeCl2 c. segitiga
planar
4. BF3 d. linear
iv.
Tes Isian (Completion Test)
Completion
tes biasa disebut dengan tes isian, tes menyempurnakan atau tes melengkapi. Completion
test terdiri atas kalimat-kalimatyang ada bagian-bagiannya yang
dihilangkan. Bagian yang dihilangkan ini adalah pengertian yang kita minta dari
murid. Ada juga completion test yang tidak berbentuk kalimat-kalimat pendek
seperti diatas, tetapi merupakan kalimat-kalimat berangkai dan memuat
banyak isian.
a)
Kelebihan
1. Masalah yang
diujikan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.
2. Butir-butir
item tes ini berguna sekali untuk mengungkap pengetahuan testee secara bulat
atau utuh mengenai suatu hal atau suatu bidang.
3. Cara penyusunan
itemnya mudah.
b)
Kelemahan
1. Cenderung lebih
banyak mengungkap aspek pengetahuan dan pengenalan saja.
2.
Karena tes
tertuang dalam bentuk rangkaian cerita , maka tes ini pada umumnya banyak
memakan tempat.
3.
Sifatnya kurang
komprehensif, sebab hanya dapat mengungkap sebagian saja dari bahan yang
seharusnya diteskan.
4. Terbuka peluang
bagi testee untuk bermain tebak terka.
c)
Petunjuk Penyusunan
Dalam menyusun tes isian hendaknya memperhatikan hal-hal
berikut:
1.
Perlu selalu
diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih dari satu jawaban yang
kelihatan logis.
2.
Jangan mengutip
kalimat /pernyataan yang tertera pada buku/catatan.
3.
Diusahakan
semua tempat kosong sama panjang.
4.
Diusahakan
hendaknya semua pernyataan jangan mempunyai lebih dari satu tempat kosong.
5.
Jangan mulai
dengan tempat kosong.
d)
Contoh Soal
Ikatan
yang terjadi karena penggunaan bersama pasangan electron disebut ………..
5) Penggunaan
Tes objektif
digunakan apabila:
1. Kelompok yang
akan dites banyak dan tes akan dilakukan berkali-kali.
2. Skor yang
diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya(mempunyai reabilitas tinggi).
3. Guru lebih
mampu menyusun tes objektif dari pada tes bentuk uraian.
4. Hanya mempunyai
waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan dibandingkan waktu yang digunakan
untuk menyusun tes. Pada umumnya, guru seyogyanya menggunakan dua macam bentuk
tes ini dalam perbandingan 3 : 1, yaitu 3 bagian untuk tes objektif, dan 1
bagian untuk tes uraian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar